ORMAS - ORMAS ISLAM MENDESAK KOALISI PARTAI-PARTAI ISLAM
Selasa, 15 Jumadil Akhir 1435 H / 15 April 2014 10:10 wib |
JAKARTA (voa-islam.com) - Kiai Kholil Ridwan, Pengurus Pesantren Husnayain, dan pemrakarsa PPI (Pengajian Politik Islam), semalam memprakarsai pertemuan Ormas-Ormas Islam.
Pertemuan itu, berlangsung Senin malam (14/4/2014), di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pertemuan itu dihadiri FUI (Forum Umat Islam), FPI (Front Pembela Islam), AQL (Al-Qur'an Learning Center) yang dipimpin Bachtiar Nashir, para tokoh dan ulama, termasuk Ketua MOI (Majelis Ormas Islam), dan BMOWI (Badan Musyawarah Ormas Wanita Islam).Pertemuan yang berlangsung semalam itu, dilandasi oleh perhatian dan keprihatinan mereka, melihat situasi politik yang ada, terutama atas kemenangan PDIP dan majunya Jokowi menjadi calon presiden yang diusung oleh PDIP.
Jokowi yang sekarang banyak didukung oleh kalangan sekuler dan liberal, sejatinya memiliki missi memuluskan bagi kepentingan “Asing dan A Seng”, yang ingin menguasi Indonesia. Sebagaimana diketahui, PDIP juga menjadi kandang bagi “Salibis, JIL (Jaringan Islam Liberal), dan Syi'ah. Mereka berhimpun di PDIP, dan melakukan konsolidasi politik.
Tantangan yang paling besar di masa depan bagi bangsa Indonesia, menghadapi “Asing dan A Seng” yang ingin mencapai kedaulatan politik di Indonesia. Mereka sudah berhasil menggenggam 80 persen sumber daya alam (SDA) dan asset ekonomi Indonesia, dan menurut DR. Sri Bintang Pamungkas, sekarang kelompok “Asing dan A Seng”, ingin menguasai kedaulatan politik.Karena melalui fihak-fihak asing di Jakarta, seperti adanya pertemuan Mega, Jokowi dengan “Tujuh” perwakilan asing di Jakarta, bahkan Mega dan Jokowi, meminta pertimbangan alias 'petunjuk' siapa yang layak mendampingi Jokowi.
Selanjutnya, pertemuan semalam yang digagas Kiai Kholil Ridwan bersama dengan pimpinan Ormas Islam di Jakarta, berhasil membentuk “Forum Koalisi Politik Islam (FKPI), dan mendesak lahirnya koalisi lima Partai Islam . Kemudian koalisi itu diharapkan membuat kesepakatan memiliki calon presiden dan calon wakil presiden sendiri yang menjadi representasi partai-partai Islam atau berbasis massa Islam.Namun, langkah ini merupakan ujian, dan apakah akan diikuti oleh partai-partai Islam mau bersatu dan membentuk sebuah kekuatan politik Islam? (afgh)
Pertemuan itu, berlangsung Senin malam (14/4/2014), di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pertemuan itu dihadiri FUI (Forum Umat Islam), FPI (Front Pembela Islam), AQL (Al-Qur'an Learning Center) yang dipimpin Bachtiar Nashir, para tokoh dan ulama, termasuk Ketua MOI (Majelis Ormas Islam), dan BMOWI (Badan Musyawarah Ormas Wanita Islam).Pertemuan yang berlangsung semalam itu, dilandasi oleh perhatian dan keprihatinan mereka, melihat situasi politik yang ada, terutama atas kemenangan PDIP dan majunya Jokowi menjadi calon presiden yang diusung oleh PDIP.
Jokowi yang sekarang banyak didukung oleh kalangan sekuler dan liberal, sejatinya memiliki missi memuluskan bagi kepentingan “Asing dan A Seng”, yang ingin menguasi Indonesia. Sebagaimana diketahui, PDIP juga menjadi kandang bagi “Salibis, JIL (Jaringan Islam Liberal), dan Syi'ah. Mereka berhimpun di PDIP, dan melakukan konsolidasi politik.
Tantangan yang paling besar di masa depan bagi bangsa Indonesia, menghadapi “Asing dan A Seng” yang ingin mencapai kedaulatan politik di Indonesia. Mereka sudah berhasil menggenggam 80 persen sumber daya alam (SDA) dan asset ekonomi Indonesia, dan menurut DR. Sri Bintang Pamungkas, sekarang kelompok “Asing dan A Seng”, ingin menguasai kedaulatan politik.Karena melalui fihak-fihak asing di Jakarta, seperti adanya pertemuan Mega, Jokowi dengan “Tujuh” perwakilan asing di Jakarta, bahkan Mega dan Jokowi, meminta pertimbangan alias 'petunjuk' siapa yang layak mendampingi Jokowi.
Selanjutnya, pertemuan semalam yang digagas Kiai Kholil Ridwan bersama dengan pimpinan Ormas Islam di Jakarta, berhasil membentuk “Forum Koalisi Politik Islam (FKPI), dan mendesak lahirnya koalisi lima Partai Islam . Kemudian koalisi itu diharapkan membuat kesepakatan memiliki calon presiden dan calon wakil presiden sendiri yang menjadi representasi partai-partai Islam atau berbasis massa Islam.Namun, langkah ini merupakan ujian, dan apakah akan diikuti oleh partai-partai Islam mau bersatu dan membentuk sebuah kekuatan politik Islam? (afgh)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/04/15/29870/ormasormas-islam-mendesak-koalisi-partaipartai/#sthash.jVTxuiCL.dpuf
Komentar
Posting Komentar